Calon DPR-RI: Ujian Ketokohan Siapa yang Membumi dan Merakyat di Jambi

 

Kali ini pembahasan tentang calon anggota DPR-RI masih melanjutkan dari pembahasan sebelumnya. Apa yang menarik dari ini? 

1. Jika di ambil sampel dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Kandidat caleg dapat dikategorikan memiliki kekuatan yang merata. Pertama, mereka adalah tokoh-tokoh politik yang dikenal oleh masyarakat. 

2. Akan tetapi, kesemua caleg tersebut bukan merupakan ketua partai. Hal ini akan berbeda dengan wilayah Kabupaten lainnya. 

3. Misal, caleg DPR-RI Tanjung Jabung Timur (Ketua Partai Pan, H. Bakri), Kota Jambi (Partai Nasdem, Syarif Fasha), Sarolangun (Partai Golkar, Cek Endra), Sarolangun (Partai PDI-P, Edi Purwanto). Sutan Adil Hendra (Gerindra). 

4. Tentu jika dibandingkan dua hal di atas, ketua partai yang bertanding memiliki kelebihan karena mereka memiliki legitimasi kebijakan di internal partai untuk mendukung pencalonan mereka. 

4. Tetapi ini bukanlah persoalan utama karena dalam pemilihan yang akan menentukan siapa yang berhak menduduki kursi senayan adalah para pemilih. 

5. Contoh yang terjadi di Kabupaten Bungo dan Tebo. Daerah ini berhasil mengantar putra-putri terbaiknya duduk di senayan sebanyak empat orang. Yaitu: Zulfikar Ahmad (DPR-RI), Elfiana (DPD-RI), Saniatul Latifah (DPR-RI), Ria Mayang Sari (DPD-RI). Ini merupakan kursi terbanyak di Provinsi Jambi. 

5. Jika demikian halnya para caleg harus memahami betul kenapa Bungo-Tebo bisa seperti ini. Setidaknya para caleg harus memahami karakter pemilih mereka. Apa lagi, bagi caleg yang popularitasnya belum membumi di tengah masyarakat. 

6. Saya analogikan makna "membumi" Seorang kyai sudah tentu memiliki pengikut. Setiap ucapan dan tindakan seorang kyai menjadi contoh bagi pengikutnya. Akan tetapi belum tentu bisa mempengaruhi umat. 

7. Artinya, untuk dapat mempengaruhi mayoritas haruslah lahir Imam Besar, Kyai Besar, atau Kyai Langitan yang setiap ucapannya di dengar oleh kelompok mayoritas. Hal ini bisa terjadi, tidak lepas dari kiprahnya ditengah masyarakat yang dinilai membawa dampak yang positif. 

8. Para tokoh politik di Jambi untuk saat ini masih sebagai tokoh politik yang difahami oleh masyarakat hanya memiliki modal kapital. Sedangkan modal sosial belum begitu kuat. Mereka harus lebih banyak lagi berbuat untuk masyarakat. Baik itu berbentuk kebijakan, kesejahteraan dan lainnya. 

9. Jika mereka berbuat lebih kepada masyarakat tentu karismatik sebagai pemimpin akan muncul di masyarakat sehingga mereka dapat menarik simpati masyarakat untuk memilihnya sebagai wakil terbaik di DPR-RI? Mampu kah? Biar para caleg yang menjawab ini semua. 


Penulis : 

Dr. Dori Efendi

Dosen Ilmu Politik Unja

Direktur Gentala Analisis dan Riset