Ibrahim : Kita Butuh Lebih Banyak Rahayu di DPR RI

 

Jakarta, 11 September 2025 – Badana Eksekutif mahasiswa universitas Islam Jakarta menyampaikan rasa keprihatinan dan penyesalan atas mundurnya Rahayu Saraswati dari jabatannya sebagai Anggota DPR RI. Keputusan ini dinilai sebagai kehilangan besar bagi representasi anak muda progresif di parlemen, yang selama ini mampu menghadirkan energi segar, responsivitas, dan kedekatan dengan aspirasi rakyat kecil.


Ketua umum Badan Eksekutif mahasiswa universitas Islam Jakarta (BEM UID), Ibrahim, menilai bahwa Saraswati merupakan sosok penting yang merepresentasikan aktivis muda berkapasitas intelektual mumpuni, dekat dengan kalangan organisasi kepemudaan, serta menghadirkan gagasan otentik bagi generasi muda.


“Mundurnya Mbak Saras adalah kehilangan nyata bagi parlemen. Ia bukan sekadar politisi muda, tapi representasi suara progresif yang mampu menjembatani gagasan anak muda dengan problematika rakyat kecil,” tegas Ibrahim.


Ibrahim menambahkan, selama ini Saraswati dikenal sangat dekat dengan organisasi kepemudaan (OKP) dan aktif menyuarakan keberpihakan pada isu-isu masyarakat yang sering terabaikan.


“Kami di Badan Eksekutif mahasiswa universitas Islam Jakarta melihat Mbak Saras sebagai sosok yang selalu membuka ruang dialog, tidak elitis, dan berani menghadirkan perspektif baru di tengah perdebatan politik yang sering kering dari ide,” ungkapnya.


Dalam konteks demokrasi, Ibrahim menilai mundurnya Saras menjadi alarm penting agar partai politik tidak mengabaikan kebutuhan regenerasi politik dan keberadaan anak muda dalam struktur pengambilan keputusan.


“Kita butuh lebih banyak Saras-Saras lain di DPR RI. Kehadiran anak muda di parlemen adalah kebutuhan strategis bangsa, bukan sekadar pemanis demokrasi,” tutup Ibrahim.


Sebagai penegasan sikap, Pemuda Muhammadiyah mengajak seluruh partai politik untuk memperluas ruang partisipasi generasi muda, memberi kepercayaan pada kader-kader potensial, dan memastikan proses regenerasi politik berjalan secara sehat. Kehadiran anak muda di parlemen dan ruang politik nasional bukan hanya simbol, tetapi bagian dari strategi besar untuk menghadirkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kepentingan rakyat.