Kerisjambi.id- Jambi- 7 Oktober 2025 - Pagi itu, ruang Direktur Pondok Pesantren PKP Al Hidayah Jambi terasa hangat dan penuh semangat. Di tengah suasana yang sederhana namun sarat makna, sebuah pertemuan bersejarah digelar. Ini Menandai langkah awal transformasi pendidikan berbasis kesadaran ruhani dari bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Di hadapan jajaran pimpinan pesantren dan perwakilan Pemerintah Provinsi Jambi, Prof. Iskandar, S.Ag., M.Pd., M.S.I., M.H., Ph.D., tampil dengan ketenangan khas seorang akademisi yang telah melewati jalan panjang pencarian makna pendidikan. Ia bukan hanya datang membawa teori, tetapi sebuah gagasan besar: Ruhiologi, ilmu tentang ruh yang memadukan dimensi intelektual, spiritual, dan kemanusiaan dalam satu kesatuan utuh.
“Pendidikan sejati bukan hanya mencerdaskan pikiran, tapi juga menghidupkan ruh,” ucap Prof. Iskandar pelan, namun dalam, seolah menggema di setiap hati yang hadir.
Konsep Ruhiologi yang digagasnya telah menarik perhatian banyak kalangan, termasuk Gubernur Jambi, yang melalui Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Jambi, H. Azharuddin, S.Sos.I, menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap uji coba implementasi konsep tersebut di PKP Al Hidayah.
“Gubernur menaruh perhatian besar terhadap penguatan nilai spiritual dalam dunia pendidikan. Kami ingin Ruhiologi menjadi inspirasi nyata dari Jambi untuk Indonesia,” ujar Azharuddin.
Dukungan itu disambut antusias oleh Direktur PKP Al Hidayah, H. Hasan Hasri Husin, S.H., M.A.P., yang menilai bahwa konsep Ruhiologi sejalan dengan visi pesantren dalam membentuk insan kamil yakni manusia paripurna yang cerdas akal dan bersih hati.
“Kami siap menjadi pionir. Sebagai tahap awal, kami akan menggelar Bedah Buku Ruhiologi karya Prof. Iskandar agar seluruh guru dan santri memahami filosofi pendidikannya secara utuh,” ujarnya penuh semangat.
Agenda besar itu direncanakan akan berlanjut pada Desember 2025, bertepatan dengan Milad PKP Al Hidayah. Dalam momentum tersebut, akan digelar Launching Implementasi Ruhiologi yang menghadirkan Gubernur Jambi, tokoh pendidikan nasional, dan 50 profesor yang telah memberikan testimoni dalam buku “Ruhiologi: Paradigma Baru Pendidikan Holistik.” Tak tanggung-tanggung, pihak pesantren juga menargetkan Rekor MURI sebagai bentuk penghargaan terhadap karya ilmiah–spiritual putra daerah Jambi ini.
Dua akademisi muda, Dr. M. Taufik, M.A. dan Dr. Mia Aina, M.Pd., yang tergabung dalam Tim Samudra Inspirasi Ruhiologi, juga hadir mendampingi Prof. Iskandar. Keduanya siap mengawal proses implementasi dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan.
Namun di balik segala rencana besar itu, ada satu hal yang lebih menyentuh: semangat keikhlasan. Prof. Iskandar menyebut, perjuangan Ruhiologi bukan tentang nama atau penghargaan, melainkan tentang menghadirkan kembali kesadaran ketuhanan dalam sistem pendidikan modern yang sering kehilangan arah.
“Ini bukan sekadar kerja akademik. Ini adalah jihad intelektual dan spiritual. Dari Jambi, kita ingin memulai restorasi nilai-nilai ruhani dalam pendidikan,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Langit Jambi siang itu cerah, seolah menyambut lahirnya babak baru bagi dunia pendidikan. Dari ruang sederhana di PKP Al Hidayah, sebuah cita besar sedang bertumbuh cita untuk melahirkan generasi ber-RQ tinggi, generasi yang tidak hanya pandai berpikir, tetapi juga sadar bahwa di balik setiap ilmu, ada cahaya Tuhan yang menuntun.
(*Red)