Profesor Iskandar Nazari menyerahkan karyanya kepada Gubernur Al Haris
“Pendidikan bukan sekadar mengasah akal, tetapi juga menyentuh ranah jiwa. Ruhiologi adalah jawaban atas tantangan pendidikan hari ini. Bukan hanya teori, melainkan solusi nyata,” tegas Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H.
Sebagai komitmen, Pemprov menunjuk Pondok Pesantren PKP Al Hidayah Jambi sebagai lokasi uji coba pertama penerapan teori ini. Pemilihan ponpes dianggap strategis karena modelnya berasrama, memungkinkan pendidikan holistik diterapkan secara menyeluruh.
Merajut Kecerdasan Holistik
Dalam bukunya Ruhiologi: Paradigma Baru Pendidikan Holistik Abad 21, Prof. Iskandar merumuskan Ruhiologi sebagai perekat bagi berbagai kecerdasan: IQ, EQ, SQ, hingga AI-Q. Teori ini menekankan integrasi yang berakar pada nilai-nilai spiritual, sehingga peserta didik tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter dan berkesadaran.
Kunci pendekatannya adalah transintegrasi konsentrasi dan kontemplasi yang diyakini dapat mengaktifkan “godspot” dalam otak manusia hingga terhubung dengan “godlight” atau cahaya ilahi.
“Apa pun profesinya, koneksi ini krusial. Ruhiologi memastikan kecerdasan manusia tidak kering, tetapi menyatu dengan spiritualitas,” ujar Prof. Iskandar.
Dukungan Akademis
Wakil Gubernur Jambi pun mengaku bangga. Baginya, lahirnya teori ini membuktikan kontribusi besar putra daerah bagi pendidikan nasional. “Saya bangga Prof. Iskandar, mantan mahasiswa saya, mampu menghadirkan gagasan relevan untuk dunia pendidikan,” ucapnya.
Buku Ruhiologi mendapat pengantar refleksi dari 13 rektor serta testimoni 50 profesor dan praktisi pendidikan. Legitimasi akademis ini menegaskan Ruhiologi bukan sekadar ide personal, melainkan gagasan matang yang siap diuji.
Dengan pilot project yang segera dimulai, Jambi Mantap tak sekadar jadi slogan, tetapi langkah konkret membangun generasi cerdas sekaligus berkesadaran spiritual. Dari Jambi, lahir gagasan yang berpotensi jadi model pendidikan dunia. (*Red)