Dukung Ketahanan Pangan, Pemerintah Desa Setiris Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair

 

Balai Desa Setiris| Senin 30 Oktober 2023| 22:10 WIB

Kerisjambi.id | JAMBI – Sebagai bentuk komitmen mendukung sektor pertanian, Pemerintah Desa Setiris, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair JMS (Jadam Mikroorganisme SOLUTIONS) dan JAKABA (Jamur Keberuntungan Abadi). Pelatihan ini diadakan di Balai Desa Setiris pada Senin, 30 Oktober 2023. Pelatihan direncanakan 2 hari, dimana pada hari pertama difokuskan kepada pelatihan pembuatan pupuk JADAM dan JAKABA. Pelatihan ini merupakan bentuk dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah desa Setiris.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Pelatihan ini diikuti oleh 12 ketua RT, 3 Kepala Dusun, perwakilan kelompok tani, perangkat desa dan perwakilan Badan Permusyawaratan desa Setiris. Selain itu pelatihan juga menghadirkan pendamping desa dan kordinator pendamping desa di kecamatan. Selain itu, mahasiswa yang tergabung kelompok ProIde (Program Inovasi Desa) juga terlibat di dalam kegiatan. Semangat kolaborasi antara pemerintah desa, komunitas pertanian, dan dunia akademik menjadi sorotan utama dalam pelatihan ini.

Pemerintah Desa Setiris mengundang Ir. Elwamendri,M.Si sebagai narasumber utama, beliau salah satu dosen berpengalaman di Universitas Jambi. Menggunakan latar belakang pendidikannya yang mendalam dan banyaknya percobaan yang sudah dilakukan, Ir. Elwamendri membagikan pengetahuan serta teknik mutakhir dalam pembuatan pupuk organik cair berteknologi JMS dan JAKABA. “Pupuk organik, bisa dibuat petani dengan bahan-bahan alami yang ada di sekitar petani. Oleh karena itu jika petani telah mampu membuat pupuk organik ini juga berarti mengembalikan pertanian kepada petani.” imbuhnya ketika memberikan kata pengantar dalam pelatihan ini. Ir. Elwamendri, M.Si. menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pertanian. “Membuat pupuk itu tidak sulit yang sulit adalah merubah pikiran kita. Karena pertanian sekarang bukan milik petani lagi, tapi milik penjual pupuk dan obat, “ ujarnya. 

Dalam sambutannya, Kepala Desa Setiris, Bapak Umran Nurdin, menyampaikan apresiasi dan harapannya terkait pelaksanaan pelatihan. “Kami berharap ilmu yang diperoleh dalam pelatihan ini dapat dikembangkan ke RT masing-masing, sehingga ilmu yang diperoleh dapat disampaikan ke masyarakat secara menyeluruh dalam meningkatkan kualitas pertanian,” ujar Bapak Umran. Desa Setiris membuat target, aka nada tiga persil kebun tanaman pangan yang dikelo9la oleh masing-masing dusun di desa. Harapannya, kebun tanaman pangan ini juga dapat mengaplikasikan pupuk organic dalam mengelola tanaman nantimya. Ia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ir. Elwamendri, M.Si. atas dedikasinya dalam membagikan ilmu penting ini kepada masyarakat.

Pupuk JADAM adalah larutan yang berisikan jutaan mikroorganisme yang dapat membantu proses penyuburan media tanam. JADAM sendiri merupakan metode pertanian yang dikembangkan oleh Youngsang Cho dari Korea. Yang memiliki empat prinsip dasar: sederhana, mudah, ilmiah dan efektif.

Irvan, mahasiswa Proide Mapala Siginjai, memberikan materi tentang pembuatan pupuk JADAM, dalam penyampaiannya, Irvan menekankan bahwa ada 3 bahan pokok penting dalam pembuatan pupuk JADAM yaitu Serasah, Kentang, dan Garam. Selain itu Irvan juga menyampaikan bahwa proses pelapukan lebih baik dari fermentasi karena terdapat mikroorganisme yang penting bagi unsur hara tanaman. 

Balai Desa Setiris| Praktek Pembuatan JAKLABA, Senin 30 Oktober 2023| 22:10 WIB

Sementara itu, Yosua, Mahasiswa lainnya dari Proide Mapala Siginjai, mengenalkan pupuk JAKABA. Menurutnya, pupuk ini mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas tanaman. Jamur Jakaba dibuat dengan bahan pokok yaitu air cucian beras, dedak, terasi, kapur sirih, gula, dan akar-akaran seperti bambu.

Sebagai penutup, penting untuk dicatat bahwa kegiatan ini selaras dengan Peraturan Presiden Nomor 104 tahun 2021 tentang APBN, Peraturan tersebut menyatakan bahwa dana desa ditentukan penggunaannya untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 2%. Harapannya desa dapat mempersiapkan diri menghadapi krisis pangan. Kementerian Desa juga mendorong penggunaan dana desa dalam mewujudkan ketahanan pangan secara mandiri, kolaboratif, dan berkelanjutan sesuai dengan amanat SDGs Desa.(Tesa Septiani_KJA).