Suku Anak Dalam: Kenali Mengapa Ayah tak gendong anaknya

 

Potret seorang gadis cilik menggendong adiknya (Foto: Putri Sinta, 17/03/2023)

Kerisjambi.id - Air Hitam, Sarolangun. Suku Anak Dalam (SAD) merupakan salah satu komunitas adat terpencil yang ada di daerah Sumatera tepatnya di Provinsi Jambi. Mereka tersebar pada beberapa kabupaten di Provinsi Jambi, yang salah satunya adalah Kabupaten Sarolangun. Salah satu wilayah persebaran SAD di kabupaten Sarolangun adalah kecamatan Air Hitam. Di kecamatan Air hitam ini terdapat enam Temenggung yang kehidupan dan penghidupannya berada dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas.

Ada banyak yang unik dari komunitas Suku Anak Dalam (SAD) ini, salah satunya “kepala keluarga atau seorang suami” bisa dibilang jarang bahkan tidak pernah terlihat menggendong anak mereka baik di rumah maupun saat bepergian. Aktivitas menggendong anak ini dianggap hanya sesuatu yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu saja.

“bini sekato laki, anak sekato bapak” adalah seloko Suku Anak Dalam, yang mana artinya laki-laki atau sosok kepala keluarga bertanggung jawab dalam kehidupan rumah tangga dengan pengertian, semua yang baik ikut dengan perkataan suami karena kehidupan keluarga merupakan tanggung jawab suami dan istri berkewajiban penuh dalam kehidupan mengurus anak dan juga urusan di rumah. “Isteri harus patuh kepada suami, dan adik harus patuh kepada kakak” ujar Temenggung Nangkus (08/03/2023), salah seorang Temenggung SAD di wilayah Air Hitam..

Secara budaya dan adat, Suku Anak Dalam memiliki pembagian kewajiban/tugas didalam rumah tangga, seorang perempuan yang telah menikah atau menjadi istri, tugasnya mengasuh anak atau mengurus keluarga, termasuk mengurus masalah makan dan pakaian suaminya. Makanya terlihat dalam kehidupan sehari-hari sang suami tak pernah terlihat menggendong anak mereka, karena bagi sang suami, aktivitas atau kegiatan menggendong bayi ini bukanlah suatu tugas dari seorang suami melainkan itu merupakan tugas dan kewajiban istri. Bahkan lebih unik lagi, seorang anak laki-laki juga tidak pernah terlihat menggendong adik mereka, karena itu merupakan tugas seorang perempuan yang merupakan seorang calon ibu rumah tangga.

Memiliki sisi Pro-Kontra, aktivitas menggendong anak merupakan suatu pilihan dan bukan bukan kodrat. Tentang seorang ayah yang tak mau menggendong anak mereka, jika dilihat dari pandang mata era yang semakin maju, menggendong bayi tidak hanya dilakukan oleh seorang ibu saja namun ayah pun memiliki peran penting sebagai kepala keluarga dimana itu bisa meringankan beban seorang ibu. Namun, jika dilihat dari aturan adat yang ada ini merupakan sebuah ciri khas dan sesuatu yang unik, Suku Anak Dalam yang tetap melestarikan dan juga memegang teguh aturan adat yang mereka miliki. (PUTRI SINTA/KJA)