Rektor UIN STS Jambi Claim Damai, Ini Tanggapan Ketua Umum HMI Cabang Jambi


Kerisjambi.id-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi menanggapi pernyataan Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi, Prof. Dr. H. Kasful Anwar, yang dimuat dalam laman resmi kampus pada Rabu (3/9). Dalam berita berjudul “Rektor UIN STS Jambi Pastikan Kericuhan Usai PBAK Tak Terulang Tahun Depan”, Rektor menyebut telah dilakukan pertemuan intensif dengan berbagai pihak, termasuk PMII dan HMI Cabang Jambi, serta disepakati langkah saling memaafkan pasca kericuhan PBAK.


Ketua Umum HMI Cabang Jambi, Tesa Mardian, menegaskan bahwa meskipun HMI sempat berdialog dengan Sekretaris Ditjen Pendis Kemenag RI, Prof. M. Arskal Salim, Namun tidak pernah ada penandatanganan pakta bersama ataupun kesepakatan tertulis.


“Kalau bicara perdamaian, HMI Cabang Jambi bukan menolak Perdamaian, Namun, mari kita urai perdamaian seperti apa. Apakah perdamaian berarti mengabaikan kader kami yang dipukul? Apakah perdamaian berarti menutup mata atas bendera HMI yang diinjak-injak? Itu bukan perdamaian, itu penghilangan fakta,” tegas Tesa.


Menurut Tesa, perdamaian sejati tidak bisa lahir dari narasi sepihak. Apalagi, dalam rilis resmi kampus, pelecehan simbol organisasi berupa penginjakan bendera HMI sama sekali tidak disebut didalamnya.


“Bendera maupun atribut kami bukan sekadar kain. Itu adalah marwah, simbol kehormatan HMI. Menginjak bendera sama saja dengan melecehkan seluruh kader HMI dan alumni di Jambi bahkan seluruhnya. Jadi, jangan bicara perdamaian jika fakta pelecehan bendera dihapus dari cerita,” ujarnya.


HMI menegaskan bahwa persoalan ini hanya bisa diselesaikan dengan transparansi dan keadilan. Tim investigasi yang dibentuk Senat UIN STS harus membuka fakta secara utuh dan aparat penegak hukum wajib memproses kasus ini seadil-adilnya.


“Perdamaian itu bukan dipaksa demi citra kampus. Perdamaian itu hadir dan bisa dibicarakan ketika kebenaran diungkap dan keadilan ditegakkan," ungkap tesa.