KerisJambi.id - Kasus viral di Facebook tentang komunitas kekerasan seksual sedarah bagai petir di siang bolong, hal ini merobek ketenangan bagi perempuan. Ah lupa, kapan perempuan itu benar-benar tenang? Hahaha
Yang kita kira "rumahku adalah istanaku" kini bagai ilusi, fatamorgana di tengah gurun pasir kebiadaban para oknum selangkangan liar.
Rumah yang seharusnya menjadi pelabuhan kasih sayang, kini justru menjelma menjadi panggung laknat para predator berwujud ayah, abang, paham, kakek dan mereka (laki-laki) lainnya berotak binal.
Pelukan hangat seorang ayah, sentuhan lembut seorang abang, kini ternoda oleh nafsu bejat yang tak kenal batasan.
Di manakah lagi para perempuan harus mencari perlindungan? Jika benteng terakhir, yaitu keluarga, justru menjadi sarang serigala berbulu domba, ke mana lagi perempuan harus bernaung? Bahkan di rumahkan, rumahpun sudah tidak aman.
Kasus ini adalah tamparan keras bagi kita semua. Ini adalah cermin buram yang memantulkan wajah masyarakat yang kurang adab, di mana nilai-nilai luhur keluarga? Ia telah tergerus oleh birahi yang membutakan mata hati.
Ini bukan sekadar kasus kriminal, melainkan tragedi kemanusiaan yang mengoyak sendi-sendi moral bangsa. Perlu kita sadari bahwa hal ini bak akar serabut mencengkeram tanah.
Tentu dengan melemahnya benteng moral dan agama, nilai-nilai agama dan etika luntur, nafsu rendah merajalela tanpa rerkendali. Apalagi, budaya patriarki yang keliru, pandangan yang menempatkan perempuan sebagai objek dan inferior membuka celah bagi eksploitasi suka-suka sendiri.
Di era sosial media, pengaruh buruk pornografi yang di akses mudah ke konten dewasa dapat meracuni pikiran dan menumpulkan rasa empati, apalagi kurangnya pengawasan dan pendidikan seksualitas di sekitar kita saat ini.
Namun, di tengah kegelapan ini, harapannya kejadian keji ini tak meluas merusak regenerasi, apalagi meruntuhkan ibu kandung peradaban.
Untuk itu, perlu adanya penguatan pendidikan moral dan agama dalam masyarakat, tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga kepada kaum muda maupun lansia, Menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini adalah perisai utama agar tak melahirkan regenerasi rusak di kemudian hari.
Selain itu, perlu sekali lingkungan masyarakat dan para ahli memberikan edukasi seksualitas yang komprehensif, karena Memberikan pemahaman yang benar tentang batasan tubuh dan bahaya kekerasan seksual menjadi benteng agar kejadian yang merusak diri tak terjadi.
Selain itu, sebagai efek jera dari pada pelaku bejat tersebut harusnya ada penegakan hukum yang benar-benar tegas, memberikan hukuman seberat-beratnya kepada mereka para pelaku.
Tidak selesai sampai di aitu, berita viral saat ini, tentunya jauh di luar praduga, ternyata kita tidak bisa lagi berpangku tangan. Setiap kita adalah mata dan telinga yang harus awas, hati yang harus peduli. Mari kita rajut kembali jalinan kasih sayang dan kepercayaan dalam keluarga, jadikan rumah sebagai surga yang aman bagi setiap jiwa perempuan. Saatnya bertindak, sebelum tragedi ini merobek lebih dalam lagi pada kasus kemanusiaan, terlebih lagi ini melibatkan regenerasi yang harusnya tumbuh utuh dan bermanfaat di kemudian hari.