Kekeringan Sawah di Kelompok Tani Tanjung Harapan : Ancaman Fuso Semakin Nyata

 

Kerisjambi.id – Dampak kemarau panjang yang melanda provinsi Jambi juga dirasakan oleh para petani padi sawah di Desa Setiris, Kec. Maro Sebo, Kab. Muaro Jambi. Salah satunya, Kelompok Tani Tanjung Harapan yang menghadapi ancaman kekeringan yang mempengaruhi produktivitas sawah mereka.

Berdasarkan hasil wawancara salah satu anggota kelompok Tani Tanjung Harapan, pada hari Rabu, 4 Oktober 2023. Mengungkap dampak signifikan dari musim kemarau terhadap kondisi padi sawah adalah adanya ancaman fuso. Sebelum adanya ancaman fuso , kelompok tani ini mampu memanen padi rata-rata sebanyak 432 Kg/Petani. Namun, setelah adanya musim kemarau ini, , hasil panen mereka menurun drastis menjadi 324 Kg/Petani.

Penurunan ini bukanlah angka yang sepele bagi petani di Tanjung Harapan. Penurunan tersebut berarti hilangnya pendapatan serta tidak terpenuhinya kebutuhan pangan mereka sehari-hari. Dengan ancaman fuso yang semakin nyata, maka masa depan petani di kawasan ini tampak mengkhawatirkan.

Para Kelompok Tani Tanjung Harapan sangat berharap akan adanya bantuan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan kekeringan pada padi sawah mereka, yang kini mulai terancam mengalami fuso. “ Sayo sendiri sebagai petani padi sawah disiko sangat berharap kedepannya ado bantuan dan solusi untuk mengatasi fuso yang terjadi pado sawah kami ini” ujar Ridwan, salah seorang anggota kelompok Tani  Tanjung Harapan.

Dibutuhkan inovasi dan dukungan penuh dari semua pihak untuk memastikan bahwa petani di Tanjung Harapan tidak hanya dapat bertahan, tapi juga berkembang di tengah-tengah ancaman yang kini mereka hadapi. Harapan besar ini tidak hanya terbatas kepada bagaimana mendapatkan sumber air ketika terjadi musim kemarau, akan tetapi juga bagaimana mengalirkan air dari sawah, ketika musin hujan telah tiba. Dan yang pasti dukungan dan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa kelompok tani ini dapat kembali berdiri tegak di tegah ancaman yang kini sedang mereka hadapi. ( Teggu Pebrianto Sianturi/KJA )