Pola Asuh dan Kejadian Stunting

Pariqa Annisa




KerisJambi.id - Mahasiswi Program Magister Kebidanan  di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, yang berasal dari Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Telah melakukan Praktek Klinik Pemberdayaan dalam Praktek Kebidanan yang mengangkat kasus terkait Stunting di salah satu Kalurahan di Kab. Sleman, DIY.

Di Indonesia kasus stunting masih menjadi permasalahan, berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI angka prevelensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%. Seperti yang kita ketahui stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang terhambat, terutama tinggi badan yang pendek untuk usia anak tersebut.  Hal ini  umumnya terjadi pada periode pertumbuhan yang kritis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama kekurangan zat gizi penting seperti protein, energi, dan mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Faktor penyebab stunting disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemasalahan gizi, permasalahan kebersihan, permasalahan pola asuh, serta permasalahan ekonomi. Pola asuh menjadi salah satu faktor yang menarik dalam penyebab kejadian stunting, dikarenakan pola asuh merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pola asuh ibu adalah sikap ibu dalam menjaga maupun melindungi anak. Sikap ibu berperan dalam memperhatikan cara pemberian air susu ibu ataupun pemberian makanan pendamping, memberitahukan cara makan yang tepat, memberikan makanan bernilai gizi tinggi, keahlian mengatur banyaknya porsi makanan yang dikonsumsi, menyiapkan makanan yang bersih, pola makan yang tepat, sehingga kandungan nutrisi bisa dengan baik diterima oleh anak. 

Setelah dilakukan wawancara terkait kasus yang berada Kalurahan T, Kab. Sleman, Yogyakarta, terdapat hubungan pola asuh dengan kejadian stunting, dimana balita yang mengalami stunting tersebut mendapatkan pola asuh yang kurang efektif. Dalam kesehariannya balita tersebut hanya di asuh oleh bibinya dikarenakan orang tuanya sibuk bekerja. 

Pola asuh yang kurang efektif bisa mempengaruhi kejadian stunting pada anak, dikarenakan dalam pola asuh berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua terutama ibu tidak memperhatikan dan memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. 

Mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tua dapat memberikan kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Oleh karena itu pola asuh yang baik akan menciptakan generasi anak yang baik dan sehat.