5 ALASAN PRABOWO LOLOS PUTARAN PERTAMA PILPRES 2024

Oleh: Hadi Suprapto Rusli

Pernah salah satu media menuliskan judul redaksional berjudul “Prabowo Sebaiknya tidak Mencalonkan Diri Lagi Pada Pilpres 2024” pada Agustus 2022 lalu, sejumlah alasan historis seolah masih diangkat menjadi penghambat Prabowo untuk bisa maju dan menang. Media tersebut beralasan bukan karena ia telah tiga kali mengikuti pemilihan dan selalu kalah. Bukan pula tersebab usianya yang tergolong senior, yakni 72 tahun. Jalan politik dan riwayatnya pada saat militerlah yang menjadi penghambat memimpin Republik Indonesia.

Tapi pada hasil rilis terbaru beberapa Lembaga survei kredibel seperti indikator Politik Indonesia dan LSI Deni JA terkait elektabilitas Capres 2024 tahun depan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto unggul dibandingkan pesaing terdekatnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan eks gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak dipilih oleh masyarakat sebagai presiden apabila pemilihan presiden dilakukan hari ini.

Naiknya suara Prabowo sudah saya prediksi sejak awal. Basis dukungan Jokowi sebagian merembes masuk ke kantong suara Prabowo terutama kemesraan Presiden dan anaknya yang sama sama berkomunikasi dengan baik dengan sang Menhan itu. 

Presiden memang memainkan peran, sejak akhir 2022 Jokowi sering kali terlihat menunjukkan simbol dukungannya ke Prabowo. Misalnya, pada November tahun lalu dalam acara ulang tahun Partai Perindo. Kala itu, Jokowi menyinggung sudah dua kali Pilpres dan dua kali menang. Jokowi mengatakan, kelihatannya Pilpres selanjutnya adalah jatah Prabowo. Karena faktor endorsement itu, Prabowo mendapatkan dukungan lebih dari para pendukung setia Jokowi. 

Prabowo punya hubungan baik dengan Jokowi selama ini. Di sisi lain, Jokowi memiliki banyak pendukung dengan tingkat kepuasan public terhadap kinerja yang tergolong tinggi. Oleh sebab itu, publik menilai Pak Prabowo adalah sosok yang loyal, senantiasa menjaga komitmen dukungan kepada Pak Jokowi. Kita tahu bahwa publik memperhatikan benar aspek loyalitas ini.

Prabowo bisa jadi gerbong pembelah dari kebosanan publik atas polemic relawan Ganjar vs Anies. Kedua kutub calon itu nampaknya akan menguntungkan posisi Prabowo yang lebih menekankan cara diplomasi antar kubu. Masyarakat mulai tidak puas dengan pembelahan relawan yang semakin mengkultuskan masing-masing calon. Mereka butuh sosok jalan tengah yang masih tersedia. Prabowo jika konsisten melakukan perbaikan visi soal kerakyatan yang sempat tertunda selama dua kali periode keikutsertaannya dalam pemilu akan kembali menggugah pemilih.

Terdapat beberapa alasan penting kenapa kemudian sangat mungkin Prabowo lolos putaran pertama dan bahkan berpotensi memenangi Pilpres 2024 jika Ganjar salah pilih wakil. 

Pertama, Aspek Kepribadian. Prabowo sampai hari ini masih dipersepsikan sebagai pemimpin yang tegas. Aspek ini sulit untuk pindah ke Ganjar atau Anies karena satu-satunya dari kalangan militer adalah Prabowo. Hal diuntungkan juga karena tingkat kepercayaan public terhadap TNI selalu konsisten teratas sejak 5 tahun yang lalu.

Kedua, Aspek Sosiologis. Dia memiliki basis pemilih yang masih loyal dan terbukti mengantarkan dirinya dan partainya memperoleh suara terbesar kedua setelah PDIP. Kedua calon lain Anies dan Ganjar sekalipun terbilang popular angka pasti dukungan atas keduanya masih tentatif. Kisah turunnya elektabilias calon atas peristiwa penting pun pernah dialami Ganjar akibat batalnya Piala Dunia U-20. Semua bisa mengalami kondisi demikian. Basis pemilih loyal Prabowo yang sebagian kecil ada di pendukung Anies akan beralih mendukung Prabowo jika Anies tidak lolos di putaran pertama. Pemilih loyal ini tidak mungkin akan ke Ganjar. Apalagi dengan posisi per hari ini jarak Anies dengan posisi kedua Ganjar Pranowo terbilang jauh. 

Ketiga, Aspek Kinerja. Prabowo sosok yang berhasil mengembalikan supremasi dunia pertahanan Indonesia lebih desegani. Banyak langkah pembaharuan alutisista yang diapresiasi publik. Dia sangat mahir dan diplomat ulung untuk meyakinkan negara produsen alat militer bekerja sama dengan Indonesia. Dan ini yang membuat tingkat kepuasan public terhadap kinerja Prabowo sebagai Menteri Kabinet Indonesia Maju tinggi.

Keempat, Aspek Komunikasi Elit. Aspek ini terbilang baik dengan semua elit parpol. Hubungan dengan Presiden sejak pemilu 2019 juga semakin baik. Beberapa kali mereka menunjukkan korespondensi sikap dan kesamaan visi mengenai program yang dijalankan Prabowo di kementeriannya. Jokowi sudah membuktikan bahwa lawannya dulu sangat loyal dalam beban tanggung jawabnya. Hal inilah yang membuat Jokowi beberapa kali mengakui bahwa Prabowo bisa jadi suksesornya. Begitu juga dengan pihak dari luar pemerintahan seperti Amien Rais, beliau akan mendukung Prabowo Subianto jika Anies tidak lolos putaran pertama.

Kelima, Aspek Elektabilitas. Aspek ini menunjukkan trend positif, selama ini selalu di posisi kedua dan terakhir naik ke posisi pertama. Trend ini harus dijaga Prabowo untuk memperlebar jarak dengan lawan-lawan politiknya. Lihat Survei LSI Deni JA Prabowo (33,9%), Ganjar (31,9%), Anies (20,8%). Lihat Survei Indikator Politik Indonesia Prabowo (34,8%), Ganjar (34,4%) dan Anies (21,8%). Posisi Anies selalu berada di urutan 3 survei dengan trend cenderung turun dengan jarak ±10% maka dapat disimpulkan bahwa yang lolos putaran pertama Pilpres 2024 adalah Ganjar vs Prabowo.


Jakarta, 4 Juni 2023

Hadi Suprapto Rusli

(Direktur Eksekutif Ide Cipta Research and Consulting)

Eks. Konsultan Politik Jokowi Ma’ruf 2019 – Direktur Campaign Indo Barometer 2012-2021