Pemkot Jambi Akan Canangkan UMKM Inklusif, Pemerhati Difabel Ida Mariyanti: Ini Kesempatan Besar Bagi Difabel Untuk Berpartisipasi




Kerisjambi.id, Kota Jambi — Pemerintah Kota Jambi di bawah kepemimpinan Walikota Maulana dan Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha berencana meluncurkan program UMKM inklusif yang salah satunya terbuka juga untuk penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan Wawako Diza saat menghadiri pemilihan Ketua Umum HIPMI Provinsi Jambi pada Rabu (04/06/25). 


Program ini disambut baik oleh Ida Mariyanti, pemerhati difabel sekaligus pendiri Sanggar Disabilitas Prestasi Rindani.


“Bagus sekali kalau Pemkot Jambi membuat program UMKM inklusif. Ini kesempatan bagi difabel untuk ikut serta, belajar, dan bersosialisasi,” ujar Ida saat diwawancarai.


Menurutnya, inklusivitas bukan hanya soal membuka ruang kerja, tetapi juga membentuk kepercayaan diri anak-anak difabel. Dengan sistem pendidikan inklusif yang mulai diterapkan di sekolah-sekolah, Ida melihat adanya harapan baru bahwa penyandang disabilitas tak lagi dipinggirkan.


“Kalau mereka digabungkan dengan anak-anak reguler, mereka bisa sharing, berteman, dan menambah wawasan. Itu membangun rasa percaya diri. Mereka tidak merasa dikotak-kotakkan lagi,” jelasnya.


Namun, Ida menekankan pentingnya perhatian lebih dari pemerintah terhadap kelompok-kelompok difabel yang belum tersentuh program inklusif. Ia berharap pemerintah tidak hanya berhenti pada pencanangan program, tetapi juga aktif mendatangi komunitas difabel seperti sanggar yang ia kelola.


“Pemerintah harus datang, melihat langsung apa kekurangan anak-anak difabel yang dibina komunitas seperti kami. Lalu, berikan dukungan: pelatihan keterampilan, ruang berekspresi, bahkan kesempatan kerja,” harap Ida.


Ida bercerita, anak-anak difabel memiliki ketekunan luar biasa dalam berkarya, terutama jika didampingi dengan sabar dan hati yang tulus. Ia telah mendampingi anak-anak difabel sejak tahun 1993, dan menyaksikan sendiri bagaimana mereka menunjukkan kemampuan luar biasa di bidang kerajinan dan seni.


“Mereka tekun. Kalau menjahit, satu bagian bisa mereka kerjakan dengan sangat rapi. Tapi memang perlu kesabaran tinggi dalam membimbing mereka. Kadang mereka belajar lambat, kadang tergantung suasana hati,” ungkapnya.


Sanggar Disabilitas Prestasi Rindani yang dipimpinnya telah banyak melahirkan karya anak difabel, mulai dari batik, keset, tas hias, lukisan, hingga kerajinan tangan lainnya. Sayangnya, keterbatasan bahan baku dan biaya masih menjadi hambatan utama dalam proses pelatihan dan produksi.


“Untuk melatih batik, perlu lilin, kain mori, dan pewarna. Itu semua butuh biaya. Selama ini kami bergerak sendiri, belum ada donasi. Baru satu anak kami yang karyanya bisa dijual, lainnya masih proses latihan,” kata Ida.


Ia pun membuka pintu kolaborasi, baik dengan pemerintah maupun pengusaha. Ida berharap pengusaha-pengusaha besar di Jambi juga bisa ikut mendukung dalam bentuk donasi bahan baku maupun promosi hasil karya anak-anak difabel.


Lebih jauh, Ida memiliki cita-cita unik untuk anak-anak difabel yang bisa melukis.


“Saya ingin mereka melukis orang-orang hebat — walikota, kepala dinas, guru — sebagai bentuk penghargaan. Jika dihargai, percaya diri mereka pasti tumbuh. Dan kalau sudah percaya diri, mereka akan menunjukkan kualitasnya,” ucap Ida.

Sejak mendapat penghargaan dari Kementerian atas kiprahnya, Sanggar Disabilitas Prestasi Rindani kini mulai dilirik dan bahkan ditiru oleh UMKM lain yang ingin melibatkan penyandang disabilitas.

Program UMKM Inklusif yang digagas Pemkot Jambi seakan menjadi angin segar bagi harapan Ida dan komunitasnya. Kini, yang dibutuhkan hanya satu hal: keberpihakan nyata dalam bentuk dukungan langsung. 

 


Tags: