Peran ORMAS Dalam Proses Pembangunan

 

Pembangunan Daerah bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan menjadi tugas kolektif yang membutuhkan partisipasi seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan (ORMAS). Di era digitalisasi, desentralisasi dan demokrasi yang semakin matang, kolaborasi antara ormas dan pemerintah daerah menjadi salah satu kunci suksesnya proses pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kebutuhan masyarakat lokal.

Organisasi kemasyarakatan (ormas) memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah dalam merancang, melaksanakan, dan mengawasi proses pembangunan.  Di Provinsi Jambi, sinergi antara ormas dan pemerintah daerah semakin diperkuat melalui berbagai inisiatif kolaboratif yang menyentuh aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga infrastruktur. Berdasarkan  data yang bersumber dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Provinsi Jambi Tahun 2024 ialah terdapat 563 Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) yang terdaftar, namun, perlu juga menjadi catatan penting kita bahwa tidak semua ormas tersebut aktif dalam melaporkan kegiatan ataupun memperbaharui data kepengurusan mereka.

 

Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) di Jambi berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah, menyuarakan aspirasi, serta menginisiasi Program-program pemberdayaan.  Dapat di-Contohkan peran Ormas dalam Pembangunan di Provinsi Jambi adalah sebagai berikut :

 

1.     Organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan dua kekuatan sosial terbesar di Indonesia, termasuk di Provinsi Jambi. Kedua organisasi ini tidak hanya berperan dalam kehidupan keagamaan masyarakat, tetapi juga aktif dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, serta pembangunan moral dan spiritual masyarakat. Di Provinsi Jambi, NU dan Muhammadiyah memainkan peran penting dalam mendukung pemerintah daerah dalam pembangunan yang inklusif dan berbasis kearifan lokal.

Peran NU melalui Lembaga Pendidikan Ma'arif mengelola berbagai madrasah dan pondok pesantren di berbagai kabupaten/kota di Jambi. NU juga mendorong penguatan pendidikan karakter dan moderasi beragama. Beberapa pesantren NU di Jambi juga mulai terlibat dalam pelatihan keterampilan dan kewirausahaan santri. 

Peran Muhammadiyah Memiliki jaringan sekolah formal mulai dari TK hingga perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Jambi (UMJ). Kurikulum pendidikan Muhammadiyah mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dan pendidikan Islam, mendukung pembentukan generasi muda berakhlak dan berdaya saing. Mendorong gerakan literasi dan inovasi melalui kegiatan riset dan pengabdian masyarakat oleh dosen dan mahasiswa.

 

2.     Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi dalam pembangunan daerah adalah dikenal sebagai wilayah yang kaya akan budaya dan tradisi melayu. Salah satu entitas penting dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya ini adalah lembaga adat melayu (LAM) Provinsi Jambi. Keberadaan LAM bukan hanya sebagai simbol kultural, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam menyukseskan pembangunan berbasis nilai, kearifan lokal, dan harmoni sosial. Lembaga adat sebagai penjaga identitas dan warisan budaya, peran dalam penyelesaian konflik sosial, mitra pemerintah dalam perumusan kebijakan, pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal, penguatan jati diri masyarakat Jambi di era modern, lembaga adat melayu Provinsi Jambi bukan sekadar penjaga tradisi, tetapi merupakan pilar strategis dalam pembangunan daerah. Perannya dalam menjaga harmoni sosial, memperkuat identitas budaya, serta mendorong partisipasi masyarakat adat menjadikan LAM sebagai mitra penting bagi pemerintah. Membangun jambi bukan hanya membangun fisik dan ekonomi, tetapi juga membangun ruh budaya yang menjadi identitas masyarakatnya. Komitmen Pemerintah Daerah Serta Sinergi Antara LAM akan semakin kokoh dalam mendorong pembangunan daerah yang berkarakter, berbudaya, dan berkeadilan sosial.

Dalam waktu dekat ini sesuai denga Keputusan Gubernur Jambi Nomor : 538/KEP.GUB/DISBUDPAR-2.3/2023 tanggal 20 Juni 2023 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Jambi Nomor : 312/KEP.GUB/DISBUDPAR-2.3/2022 tentang Penetapan Hari Adat Melayu Jambi Provinsi Jambi. Serta Hasil Kesepakatan Rapat Pengurus LAM Jambi Provinsi Jambi dan hasil Audiensi dengan Gubernur Jambi selaku Pemangku Adat dan Pembina LAM Jambi Provinsi Jambi. maka pada tahun 2025 ini aka nada Perayaan Hari Adat Melayu (HAM) Jambi tanggal 1 Muharram 1446 H, jatuh/bertepatan pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2025 M. Untuk itu LAM Jambi Provinsi Jambi akan menyelenggarakan berbagai kegiatan selama 1 (satu) minggu dengan tema “PEKAN ADAT MELAYU JAMBI” yang dimulai pada tanggal 21 Juni 2025 dengan Puncak Acara akan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2025 di Jambi.

 

3.   Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Provinsi Jambi adalah organisasi cendekiawan yang menghimpun para akademisi, profesional, dan pemikir Muslim dari berbagai disiplin ilmu. Di Provinsi Jambi, ICMI bukan hanya menjadi forum intelektual, tetapi juga menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan berbasis ilmu pengetahuan, etika Islam, dan kemaslahatan masyarakat.

ICMI Jambi berperan sebagai jembatan antara pemikiran ilmiah, nilai ke-Islaman, dan kebijakan publik. Melalui sinergi dengan pemerintah, kampus, dan masyarakat, ICMI terus mendorong terwujudnya pembangunan daerah yang berbasis ilmu pengetahuan, nilai etika Islam, dan keadilan sosial. Kehadiran ICMI memperkuat ekosistem pembangunan di Provinsi Jambi, tidak hanya pada aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga pada dimensi moral, spiritual, dan intelektual Masyarakat, hal ini dibuktikan pada Bulan Suci Ramadhan Tahun 1446 H, ICMI Orwil Jambi melaksanakan DAKWAH DIGITAL RAMADHAN 1446 H Selama 1 (satu) Bulan Penuh.

 

4.     Peran Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dalam Pembangunan Daerah Provinsi Jambi merupakan organisasi internasional yang bertujuan untuk mempererat hubungan budaya, agama, dan ekonomi antara negara-negara dan wilayah yang memiliki akar budaya Melayu dan agama Islam. Sebagai bagian dari wilayah budaya Melayu, Provinsi Jambi memiliki posisi strategis dalam jejaring DMDI. Keikutsertaan Jambi dalam DMDI bukan sekadar simbolik, tetapi menjadi sarana diplomasi budaya, pemberdayaan generasi muda, serta pembangunan ekonomi dan sosial berbasis kearifan lokal Melayu-Islam. Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) berperan besar dalam mendukung pembangunan Provinsi Jambi, khususnya pada aspek budaya, pendidikan, pemuda, ekonomi halal, dan diplomasi internasional. Jambi, sebagai salah satu pusat peradaban Melayu Islam di Sumatera, memiliki kekuatan simbolik dan strategis untuk menjadi contoh daerah yang membangun dengan akar budaya yang kuat dan visi global yang terbuka.

Melalui DMDI, Jambi tidak hanya membangun ke dalam (internal), tetapi juga memperluas jejaring pembangunan ke tingkat regional dan global dalam semangat Melayu-Islam yang berperadaban.

Di Provinsi pada Hari Minggu tanngal 11 Mei 2025 yang lalu Kepengurusan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Provinsi Jambi resmi dilantik dan dikukuhkan, Pelantikan tersebut secara resmi menjadi awal kepemimpinan Gubernur Al Haris sebagai Ketua DMDI Provinsi Jambi. Pada pelantikan tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Tuan Yang Terutama Tun Seri Setia Dr. H. Mohd. Ali Rustam, yang juga merupakan Yang di-Pertua Negeri Melaka, Malaysia. Turut hadir Ketua DMDI Indonesia Said Aldi Al Idrus, Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi Datuk H.Hasan Basri Agus, serta sejumlah bupati, wali kota, dan tamu undangan lainnya.

Dalam acara tersebut harapan dari datuk Tun Seri Setia Dr. H. Mohd. Ali Rustam Mudah-mudahan hubungan ini dapat terus terjalin erat ke depannya. Kita telah mendirikan DMDI pada tahun 2025. Saya doakan Jambi terus maju di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur Dr.Al-Haris, dengan berdirinya DMDI di Provinsi Jambi, diharapkan masyarakat Melayu yang menjadi mayoritas di wilayah ini dapat semakin berkembang dan berkontribusi memajukan Jambi, Indonesia, dan negara-negara Melayu lainnya di masa depan.

 

Organisasi kemasyarakatan merupakan entitas yang lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kehadirannya mencerminkan aspirasi sosial, budaya, ekonomi, bahkan spiritual dari komunitas tertentu. Dalam konteks pembangunan daerah, ormas memainkan beberapa peran strategis, seperti Sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah yang mampu menyuarakan kebutuhan dan permasalahan masyarakat secara lebih terstruktur dan terorganisir, sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran. Hal lain juga sebagai pengawas sosial (social control), dalam sistem demokrasi, ormas berfungsi sebagai mitra kritis yang mengawasi jalannya pemerintahan agar tetap transparan, akuntabel, dan tidak menyimpang dari kepentingan rakyat. Kemudian sebagai pelaksana kegiatan sosial dan Pembangunan, banyak ormas yang terlibat langsung dalam program-program pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, pendidikan non-formal, kesehatan, dan lain sebagainya. Ini membantu mempercepat pembangunan dari sisi sosial dan kemanusiaan.

 

PELUANG SINERGI:

 

Konsultasi publik dan perumusan kebijakan Bersama, Banyak daerah yang sudah melibatkan ormas dalam forum-forum MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) di tingkat desa hingga kabupaten/kota/Provinsi. Kemitraan dalam pelaksanaan program sosial, Pemerintah dapat bermitra dengan ormas untuk menjalankan program-program sosial yang menyentuh kelompok rentan seperti anak-anak, penyandang disabilitas, perempuan, atau masyarakat adat. Kemudian Penyebaran informasi dan edukasi public, Ormas dapat menjadi agen diseminasi informasi pembangunan, sosialisasi kebijakan, atau kampanye perubahan perilaku di tengah masyarakat.

 

TANTANGAN YANG DIHADAPI:

 

Kurangnya koordinasi dan komunikasi yang efektif, Tidak jarang pemerintah dan ormas bekerja dalam wilayah yang sama namun tidak saling mengetahui atau justru saling bersaing, bukan bersinergi. Persepsi negatif dan kepentingan politik Sebagian ormas dituding memiliki agenda politik atau kepentingan kelompok tertentu, yang membuat pemerintah enggan bermitra secara terbuka. Terbatasnya kapasitas manajerial dan administratif ormas, tidak semua ormas memiliki struktur organisasi yang kuat dan akuntabel, sehingga menyulitkan kerja sama dalam program yang dibiayai oleh APBD.

 

Korelasi antara ORMAS dan PEMERINTAH DAERAH merupakan fondasi penting dalam pembangunan daerah yang demokratis dan partisipatif. Ormas bukan sekadar pelengkap, melainkan mitra sejajar yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam merumuskan, mengawal, dan melaksanakan pembangunan. Untuk itu, penguatan kemitraan antara keduanya harus menjadi agenda prioritas, agar pembangunan yang dilakukan benar-benar berakar DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT, DAN UNTUK RAKYAT.

 

 

Penulis : FAHMI RASID.

Pengurus Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi, Pengurus ICMI Orwil Provinsi Jambi, Anggota Biro Sains Dan Teknologi Dunia Melayu Dunia IsLAM (DMDI) Provinsi Jambi,

Doktor Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)


Tags: