![]() |
Panen Padi bersama KWT desa Setiris (Foto: 18/10/2022 RW) |
Wapres Ma'ruf mengatakan, produksi beras semestinya tidak hanya fokus pada upaya mencapai surplus stok, melainkan juga meningkatkan jumlah beras yang diproduksi. "Saya minta fokus kita agar jangan hanya pada surplusnya, tapi juga pada besaran angkanya. Harapannya, jumlah surplus terus meningkat dari tahun ke tahun, artinya produksi beras juga meningkat dari tahun ke tahun," ujar Wapres.
Berkaitan dengan kondisi itu, disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo “Ada kemungkinan harga pangan dunia bergejolak karena beberapa faktor,seperti perubahan iklim yang mengganggu produksi pangan global. Untuk menyikapi hal tersebut,kami sudah menyiapkan tiga strategi dengan muara ketersediaan pangan meningkat dan harga stabil,serta ekspor naik. Tidak ada pangan yang mundur produksi harus makin naik,”ujar Mentan Syahrul.
“Salah satu dampak gejolak di Ukraina yang perlu diantisipasi oleh Indonesia adalah peralihan (shifting) konsumsi dari bread atau noodle ke beras (nasi) sehingga perkirakan permintaan (demand) beras akan meningkat dan harga gabah dan beras berpotensi akan naik," kata Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo. Rabu (20/7)
Seperti kita ketahui, padi atau beras merupakan kebutuhan penduduk yang paling mendasar. Oleh karena itu, perlu diupayakan ketersediaannya secara cukup, memenuhi standar gizi, harga terjangkau dan juga harus dapat memberikan keuntungan yang wajar bagi petani sehingga petani tetap bergairah untuk mengusahakannya.
Dalam menyikapi hal tersebut,salah satu Desa yakni Desa Setiris yang terletak di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi merupakan desa yang masih mengusahakan padi sawah. Dengan luas lahan 198 Ha berpotensi sebagai desa Mandiri pangan. Di desa Setiris terdapat 3 kelompok tani yang masih aktif mengusahakan padi disawah dua diantaranya menanam padi sawah IP 200 yaitu kelompok tani Tanjung Harapan dan Lopak Serapil serta terdapat satu kelompok tani yang menanam IP 100 yaitu kelompok tani Lebung Putik. Hingga kini kebutuhan ketahanan pangan keluarga akan pasokan beras dapat dipenuhi sendiri oleh petani padi sawah di Setiris.
Berbicara mengenai desa mandiri pangan tentunya tidak terlepas dari berbagai stakeholder. Seluruh elemen stakeholder harus turut serta mengambil peran supaya petani tetap semangat menghasilkan komoditi padi dengan kuantitas serta kualitas yang lebih baik ditengah beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktifitas. Diantara sebab rendahnya produktifitas yaitu serangan hama tikus yang tinggi, biaya input produksi yang meningkat serta nilai tukar padi yang rendah. Selain hal tersebut, faktor internal lain nya yang juga berpengaruh yaitu relatif rendahnya kemampuan dan keterampilan petani serta masih adanya ketergantungan terhadap input luar.
Dalam pelaksanaan pengupayaan nya memerlukan keterlibatan dan sinergitas antar instansi dan stakeholder terkait. Wujud integrasi pengembangan program pembangunan dari pusat, provinsi, dan kabupaten di pedesaan. Hal ini dapat dimulai dengan adanya water management and soil management yang dapat menjawab permasalahan kondisi geografis lahan sawah di desa tersebut, didukung juga dengan pengaturan tanaman (crop manajement) serta pengembangan jaringan pasar hal ini tentunya agar pasar hasil komoditi pertanian akan semakin terbuka apabila para petani memiliki mitra atau pembeli (pihak yang memasarkan hasil pertanian) yang baik. Sehingga hasil komoditi pertanian terjamin pemasarannya.
Cita cita tersebut tentunya tidak dapat petani lakukan sendiri tanpa adanya sinergisitas dan kolaborasi yang apik dari masing-masing stakeholder pertanian. (RAHMA WIYANDARI/KJA